Unila Gelar Kirab Merah Putih dan Seminar Bela Negara dalam Peringatan Dies Natalis ke-59

Read Time:2 Minute, 43 Second
Unila Gelar Kirab Merah Putih dan Seminar Bela Negara dalam Peringatan Dies Natalis ke-59

Bandar Lampung – Universitas Lampung (Unila) menggelar dua agenda besar pada Kamis, (19/09/2024), sebagai bagian dari peringatan Dies Natalis ke-59. Kegiatan tersebut meliputi Kirab Merah Putih dan Seminar Unila Kampus Bela Negara.

Agenda pertama, Kirab Merah Putih tersebut dimulai pukul 06.30 WIB dengan rute mengelilingi kampus Unila. Acara ini melibatkan 3.000 mahasiswa, tamu, dan jajaran pimpinan Unila yang akan membawa bendera sepanjang 3.000 meter sebagai simbol persatuan dan kebanggaan nasional. Kirab Merah Putih akan dilepas secara resmi oleh Rektor Unila, Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., ASEAN., Eng., di halaman Gedung Serbaguna (GSG) Unila.

Kirab tersebut selesai pada pukul 09.30 WIB. Selama kirab berlangsung, terjadi perutupan jalan menuju ke Unila, sehingga terjadinya kepadatan kendaraan di sekitar jalan menuju ke Unila.

Setelah kirab, kegiatan dilanjutkan dengan Seminar Unila Kampus Bela Negara yang akan dimulai pukul 10.00 WIB di GSG Unila. Seminar ini menghadirkan Letkol Tituler Deddy Corbuzier, Ph.D., sebagai pembicara utama.

Seminar Bela negara dikuti oleh sekitar 4.000 an mahasiswa yang hadir secara langsung merupakan Mahasiswa KIP Kuliah, Mahasiswa PMPAP Unila dan Adik Papua dan 7000 orang secara online.

Topik sentral seminar adalah peran generasi muda dalam mempertahankan kedaulatan bangsa melalui  pendidikan bela negara. Seminar juga akan menjadi wadah diskusi bagi mahasiswa untuk lebih memahami kontribusi mereka terhadap negara.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof Lusmeilia Afriani mengharapkan mahasiswa membela negara dan terus cinta Tanah Air.

“Mahasiswa Unila juga harus belajar dengan serius serta melakukan hal-hal yang positif. Minimal mereka lebih cepat lulus dan menjadi sarjana,” ujarnya.

Sekretaris Ditjen Potensi Pertahanan Brigjen TNI Heri Pribadi menambahkan, pihaknya mencatat bahwa era kemajuan teknologi serta keterbukaan informasi. Sehingga potensi ancaman yang membahayakan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah semakin kompleks.

“Suatu negara dapat hancur oleh bangsanya sendiri, karena hati manusia adalah benteng terakhir oleh suatu bangsa dalam menghadapi berbagai ancaman, sehingga medan perang sesungguhnya sekarang ini ada di dalam pikiran dan hati, seperti radikalisme, terorisme.” kata Heri. 

“Menghadapi dinamika perkembangan dunia menunjukkan kualitas SDM menjadi penentu bagi keberlangsungan hidup suatu bangsa dan negara. Mahasiswa dapat menjadi agen perubahan dan rule model dalam mengaktualisasi, menyebarkan nilai bela negara kepada lingkungan sekitarnya,” pungkasnya.

Kemudian, Letkol Tituler Deddy Corbuzier hadir langsung di GSG Unila sekitar pukul 10.30 WIB. Dedy tampil gagah mengenakan pakaian dinas lengkap TNI AD mengenakan seragam dari Kementrian Pertahanan Republik Indonesia.

Deddy mengungkapkan kekagumannya terhadap sambutan hangat dari mahasiswa Unila.

“Saya lihat ada 4.000 mahasiswa disini dan 7000 dionline. Jika ini demo, bisa jadi akan merubah keputusan DPR,” ucapnya.

Deddy, menyampaikan, bahwa tujuan hadir di Unila adalah untuk memberikan arahan dan motivasi bela negara kepada generasi Z.

Menurutnya, mahasiswa Unila merupakan generasi Z dan sangat dekat dengan teknologi serta memiliki kecerdasan yang tinggi. Namun cenderung mudah mengalami stres.

“Bela negara harus dimulai dari mental. Setiap generasi punya cara yang berbeda dalam membela negara. Cukup dengan handphone kalian bisa bela negara,” jelas Deddy.

Deddy juga menambahkan Bela negara bisa dilakukan dengan cara sederhana, yakni bela negara itu bisa dilakukan dalam bentuk sederhana.

“Maka bela negara harus dimulai dari mental. Setiap para generasi yang mempunyai cara yang berbeda dalam membela negara,” terangnya.

Letkol Tituler Deddy Corbuzier juga memberikan inspirasi bagi mahasiswa untuk cinta tanah air aktif dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

0 0
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %